G

G

BACAAN TERBARU

Sabar Menunggu - Renungan Sekolah Immanuel




Sabar Menunggu

Menunggu kadang terasa sulit. 

Kebanyakan dari kita lebih suka yang cepat, efisien, dan, bila memungkinkan, hasil dan jawaban yang instan. 

Tetapi menunggu adalah bagian dari hidup. 

Kita harus menunggu saat benih bertumbuh menjadi makanan, saat satu musim beralih ke musim berikutnya, saat bayi bertumbuh menjadi dewasa, dan pohon bertumbuh tinggi besar hingga dapat memberi keteduhan.

Suka atau tidak, menunggu itu butuh kesabaran.

Kita bisa menunggu berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau bahkan berpuluh-puluh tahun untuk jawaban doa, untuk permintaan maaf yang terlambat, untuk sebuah waktu yang tepat, ataupun mimpi yang akhirnya terwujud.

Menunggu itu butuh keberanian.

Raja Daud hidup sekitar 3000 tahun yang lalu, tetapi dia tau apa artinya menunggu waktu Tuhan, menunggu untuk menjadi seorang raja, menunggu untuk diselamatkan dari para musuh. Dia menulis:

“Nantikanlah Tuhan. Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu. Ya, nantikanlah Tuhan.”

‭‭Mazmur ‭27:14‬ ‭TB‬‬

Jika Daud berpikir bahwa menantikan Tuhan itu cukup penting hingga dituliskan dua kali dalam satu ayat, mungkin kita harus memperhatikannya dengan baik. 

Namun menantikan Tuhan bukanlah sebuah alasan untuk tidak melakukan apa pun. 

Kita bisa secara proaktif menantikan Tuhan sambil tetap berkomunikasi dengan-Nya, dengan mencari sidik jari-Nya di momen-momen biasa, dengan membaca kisah dan rencana-Nya dalam Firman Tuhan, dengan menyembah-Nya walau apa pun yang terjadi di seluruh dunia, dengan melayani orang-orang di dalam dan di luar lingkungan kita, dan dengan mengucap syukur atas karunia yang telah diberikan-Nya kepada kita.

Hanya karena pintu tertentu tidak terbuka, atau kesempatan tertentu tidak tersedia saat ini bukan berarti Tuhan tidak bergerak.

Bahkan saat kita menunggu—Tuhan bekerja. 

Nuh menghabiskan berpuluh-puluh tahun membangun sebuah bahtera sambil menantikan Tuhan untuk melakukan apa yang Dia janjikan. Rut melakukan perjalanan bersama dengan ibu mertuanya dan bekerja di ladang gandum sambil terus memercayai pemeliharaan Tuhan setelah kematian suaminya. Yusuf senantiasa beriman selama beberapa tahun dalam penjara sebelum dipromosikan menjadi orang berkuasa kedua di Mesir. Yohanes memercayai kehendak Allah bagi hidupnya, dan menulis beberapa kitab Perjanjian Baru saat dijatuhi hukuman pengasingan di Pulau Patmos. 

Jadi, apa pun yang Anda hadapi, Anda dapat meminta kesabaran pada Tuhan dan percaya bahwa Dia memegang kendali atas masa depan Anda. Walau apa pun ketidakpastian yang Anda hadapi, selama Anda mengandalkan Tuhan, Anda bisa menjadi seseorang yang menunggu dengan baik.

Tidak ada komentar